Wali Kota Bima saat Tinjau Sungai
Bima, SorotNTB - Bencana banjir bandang yang menerjang hampir seluruh wilayah Kota Bima pada tahun 2016 lalu, yang mengakibatkan dampak kerugian yang amat besar, baik fasilitas umum, sekolah, rumah ibadah, bahkan rumah warga ikut hanyut terbawa arus banjir.
Belajar dari hal itu, Pemerintah Kota Bima terus berupaya menanggulangi bencana banjir tidak terulang kembali. Minimnya kesadaran masyarakat menjaga dan melindungi hutan dengan cara membabat pohon, dangkal dan sempitnya sungai menjadi penyebab serta pemicu utama banjir terus terjadi di wilayah Kota Bima.
Menjawab hal itu, Pemerintah Kota Bima mendapat bantuan program dalam rangka pengendalian banjir di Kota Bima dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I.
2 (dua) program dalam rangka pengendalian banjir di Kota Bima yang pendanaannya berasal dari pinjaman luar negeri (Loan), terdiri dari Urban Flood Control System Improvement In Selected Cities Phase 2 (UFCSI) dan National Urban Flood Resilience Project (NUFReP).
Lokasi program UFCSI meliputi Sungai Melayu di Kelurahan Jatiwangi dan Kelurahan Melayu, sungai Padolo di Kelurahan Dodu, Kumbe dan Dara. Selanjutnya lokasi program NUFReP meliputi drainase primer meliputi Kelurahan Penatoi dan Kelurahan Santi, drainase primer Rite, Matakando dan Santi, drainase primer Monggonao, Pane dan Salama, drainase primer Amahami, Ni'u, drainase primer Sambinae, Panggi, dan drainase primer Kelurahan Panggi.
Wali Kota Bima H. Muhammad Lutfi, SE menyampaikan, anggaran dari NUFReP dalam rangka pengendalian banjir di Kota Bima sekitar 400 miliar untuk menata Kota Bima.
"Insya Allah Kota Bima akan tertata dan bebas banjir. Ini semua berkat do'a seluruh masyarakat Kota Bima," ungkapnya.
H. Lutfi menjelaskan, proses tender untuk sungai Melayu akan dimulai pada bulan Juli dengan pagu 120 miliar, kontraknya ditargetkan pada November 2023 dengan pihak ketiga selaku pemenang tender. Kemudian untuk 6 (enam) saluran drainase primer yang didukung oleh NUFReP, proses tendernya sekitar bulan Juli dengan pagu 270 miliar. Jelasnya.
"Saya berharap doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Kota Bima agar pelaksanaan program ini dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan," tutupnya. (SRT-02)