Lembidara Bima Gelar RTL Islam dan Negara
Cari Berita

Iklan 970x90 px

Lembidara Bima Gelar RTL Islam dan Negara

Selasa, 09 Juni 2020

Kegiatan RTL Islam dan Negera yang digelar oleh Lembidara Bima di Aula FKUB
Kota Bima, SorotNTB.com- Lembaga Bina Damai Resolusi Agama (Lembidara) Bima Selasa (09/06/2020) pagi mengelar kegiatan Renccana Tindak Lanjut (RTL) Islma dan Negara. Dengan tema bagaimana upacaya islam meminimalisir perkembangan faham anti NKRI.

Kegiatan tersebut berlangsung di aula FKUB Kota Bima dan Diikuti Ketua Mui Kota Bima, ustad Pondok Pesanten Imam As Syafii, Ketua FUI Kota Bima, perwakilan Muhamadiyah, PC NU, Tokoh Agama, JAT Kota Bima, Wahdah Islamiyah, Ikadi, FKUB, Brigadir Masjid, Tokoh Pemuda dan Akademisi.

Narasumber ada tiga orang Yakni, Ketua MUI Kota Bima, Ketua FUI Kota Bima Ustad Asikin, dari Pondok Pesantren Ustad Fuad bin Sheff. Dan pemandu acara Ketua Lembidara Bima H. Eka Iskandar Zurkarnain, M.Si.

Sebelum acara di mulai H. Eka Menjelaskan bahwa, Kegiatan ini merupakan Follow Up dari hasil diskusi Lembidara Bima NTB beberapa waktu lalu bersama pimpinan ormas islam dan pondok pesantren.

Setelah penjelsan dari Ketua Lembidara, dilanjutka dengan pemaparan dari Ketua Fui Kota Bima usatad asikin mengenai negara dan Islam. Kata dia, di tengah wabah virus corona masyarakat harus tetap beramal dan beribada.

"Untuk menghadai wabah Virus ini kita harus tetap beramal dam beribadah," ucpanya.

Selain itu, "Kita hadir disini untuk menyatukan persepsi, untuk menghadapi komunisme dan oligarki kekuasaan. Dan juga bahaya laten penyebaran komunisme," kata dia.

Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Imam Syafii Ustad Fuad Bin Sheff mengatakan, forum ini semoga bisa melahirkan konsensus untuk izzatul idlam wal muslimin.

"Sesenggunya agama yang diridhoi allah hanyalah islam. Kita hidup untuk berdamai dan juga bertoleransi," ucapnya.

H. Taufikqurrahman, M.Pd mengatakan, bahwa masyarakat diperbenturkan sebagai warga negara, dan disuruh wajib patun 100 porsen sebagai warga negara.

"Ketuhanan yang mahaesa, Tetap beragama justri bisa berubah. NKRI harga mati, yang harga mati itu rukun iman dan islam, maka gerakan liberalisme telah membuat kegaduhan social keyakinan," pungkasnya. (SRT-01)