Kabid P3PL Dikes Kota Bima Syarifudin, S.Sos, M.PH. (Foto: Choey) |
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima Melalu Kabid P3PL Syarifudin, S. Sos, MPH Mangatakan, ancaman DBD ini pihaknya meminta kepada semua masyarakat agar tetap menguras tempat yang menjadi sarang nyamuk DBD seminggu sekali.
"Karena telur nyamuk ini dapat bertahan selama 2 tahun di tanah dan akan menetas bila ada air sehingga nyamuk menjadi banyak pada musim hujan," jelasnya Rabu (12/02/2020).
Syarif menjelaskan, bahwa ada beberapa cara untuk mengatasi bahaya dari ancaman jentik jentik nyamuk berdarah ini diantaranya adalah rajin melakukan program PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) minimal seminggu sekali.
"Jika dilakukan pembersihan, maka diyakini nyamuk akan hilang karenanya Kami mengajak sekaligus mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap melakukan pembersihan minimal sekali seminggu," sarannya.
Lanjut dia, Kalau cara PSN ini masih tidak efektif maka pilihan terakhir adalah Fogging tetapi sebelumnya mesti di buatkan terlebih dahulu kesepakatan dengan masyarakat untuk bersedia memberantas sarang nyamuk mengingat dampak lain dari fogging yang dapat menyebabkan keracunan dan gangguan kesehatan apalagi Efektivitas fogging pun hanya berkisar hasilnya hanya 70 porsen tidak sampai 100 porsen.
"Perlu diketahui bahwa fogging nyamuk adalah insektisida yang dibuat dari zat pyrethroid sintetis. Zat kimia ini adalah bahan yang umum ditemui dalam semprotan pembunuh nyamuk dan serangga yang dijual di toko-toko. Karena kandungan zat dalam gas fogging pada dasarnya adalah racun, kebanyakan menghirup gas ini bisa menyebabkan efek samping yaitu keracunan. Gejala keracunan gas fogging antara lain batuk, mual, muntah, produksi air liur meningkat, berkeringat, mata merah, kulit gatal, napas terengah-engah, sakit perut, hingga hilang kesadaran. Pertolongan pertama keracunan gas fogging nyamuk
jauhkan diri dari lokasi fogging dan segera cari layanan kesehatan gawat darurat apabila anda keracunan gas untuk fogging nyamuk DBD," terangnya. (RED)